Sejak didirikan, tujuan utama kelompok ini adalah memastikan bahwa praktik manajemennya mengutamakan perilaku alami ayam, serta mendukung lingkungan yang sehat dan seimbang. Sebagai bagian dari komitmen ini, kelompok tersebut mendaftarkan peternakannya untuk memperoleh sertifikasi Certified Humane, yang memastikan bahwa ayam-ayamnya dibesarkan dalam kondisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam dan bebas dari penderitaan yang tidak diinginkan.
Tri Manunggal Bhakti dimulai pada tahun 2022, melalui program PUPM (Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat), yang dipromosikan oleh Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman (DP3) dan pemerintah setempat. Dengan 150 ayam, KWT Tri Manunggal Bhakti mengambil langkah pertamanya di sektor unggas.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan menerima pelatihan dan bimbingan dari CV Agromix Lestari (Ayam Bahagia), dengan dukungan dari Divisi Peternakan DP3, Global Food Partners, dan PPT UGM. Pelatihan yang diberikan oleh lembaga-lembaga ini memungkinkan perusahaan untuk mengadopsi model produksi yang lebih berkelanjutan, sejalan dengan praktik kesejahteraan hewan yang baik.
Saat ini, Tri Manunggal Bhakti terus berkembang dan menetapkan dirinya sebagai referensi dalam produksi telur menggunakan sistem bebas sangkar, memenuhi standar kualitas dan kesejahteraan hewan yang tinggi. Sertifikasi Certified Humane mewakili fase baru dalam perjalanan ini, menegaskan komitmen KWT Tri Manunggal Bhakti terhadap tanggung jawab sosial, lingkungan, dan produktivitas.
Minat terhadap sertifikasi Certified Humane muncul melalui kemitraan dengan Global Food Partners Indonesia, sebuah organisasi yang membantu produsen dalam meningkatkan praktik kesejahteraan hewan mereka, dan dengan Asosiasi Cage Free Indonesia (Indonesian Cage-free Association). Tri Manunggal Bhakti melihat sertifikasi sebagai peluang untuk melegitimasi prosesnya dan menunjukkan komitmennya terhadap pemeliharaan ayam yang bertanggung jawab dan etis. Bagi KWT Tri Manunggal Bhakti, sertifikasi memperkuat kepercayaan konsumen dan menambah nilai pada produknya.
Menerapkan standar yang diperlukan oleh Certified Humane membawa tantangan bagi KWT, terutama dalam beradaptasi dengan dokumentasi baru dan persyaratan operasional. Keberadaan catatan tertulis yang terperinci menjadi salah satu aspek yang paling menantang, memerlukan organisasi dan kontrol data yang lebih besar. Namun, perubahan ini terbukti sangat bermanfaat, memungkinkan penilaian yang lebih baik tentang perkembangan ayam dan menciptakan lingkungan yang lebih terorganisir, bersih, dan terstruktur bagi hewan-hewan tersebut.
Setelah sertifikasi, perusahaan melihat peningkatan dalam manajemen ternaknya. Prosesnya menjadi lebih terorganisir, memungkinkan pemantauan yang lebih efisien terhadap kesehatan dan kesejahteraan ayam. Dengan sistem perkandangan yang lebih terencana dan disanitasi dengan baik, ayam-ayam menunjukkan kenyamanan dan produktivitas yang lebih besar.
Telur yang dihasilkan dijual di berbagai titik di wilayah tersebut. Sebagian dari produksi dikonsumsi oleh anggota kelompok itu sendiri, sementara sisanya dijual kepada konsumen lokal dan klien dari kota lain. Wilayah distribusi KWT terutama mencakup sekitar lokasi peternakan, serta daerah Yogyakarta dan Klaten.
Since its founding, the group’s main objective has been to ensure that its management practices respect the natural behavior of the birds, promoting a healthy and balanced environment.
As part of this commitment, the group sought Certified Humane certification, ensuring that its hens are raised in appropriate conditions and free from unnecessary suffering.
Tri Manunggal Bhakti began in 2022, through the PUPM program (Community Food Business Development), promoted by the Agriculture, Food and Fisheries Department of Sleman Regency (DP3) and the local government. With 150 hens, the group took its first steps in the poultry sector.
Over time, the group received training and guidance from CV Agromix Lestari (Ayam Bahagia), with support from the DP3 Livestock Division, Global Food Partners, and PPT UGM.
The training provided by these institutions allowed the company to adopt a more sustainable production model in line with good animal welfare practices.
Today, Tri Manunggal Bhakti continues to grow and establish itself as a reference in the production of eggs from laying hens, complying with the highest standards of quality and animal welfare.
The Certified Humane certification represents a new phase in this journey, affirming the group’s commitment to social, environmental, and productive responsibility.
Interest in Certified Humane certification arose through a partnership with Global Food Partners Indonesia, an organization that assists producers in improving their animal welfare practices, and with the Indonesian Cage Free Association.
Tri Manunggal Bhakti saw certification as an opportunity to legitimize its processes and demonstrate its commitment to responsible and ethical management of the hens.
For the group, certification strengthens consumer trust and adds value to its products.
Implementing the standards required by Certified Humane brought challenges to the group, especially in adapting to new documentation and operational requirements.
The need to maintain detailed written records was one of the most challenging aspects, necessitating greater organization and data control.
However, this change proved to be extremely beneficial, allowing for improved assessment of hen development and creating a more organized, clean, and structured environment for the animals. After certification, the company noticed improvements in farm management.
Processes became more organized, allowing for more efficient monitoring of the health and welfare of the birds. With better-planned and sanitized housing, the hens show greater comfort and productivity.
The produced eggs are sold at various points in the region. Part of the production is consumed by the cooperative members themselves, while the remainder is sold to local consumers and clients from other cities.
The company’s distribution area mainly covers the surroundings of the farm and the regions of Yogyakarta and Klaten.
– |
Telephone | |
Website |